Pendidikan Era Digital

Lahirnya teknologi canggih melahirkan cara baru dalam proses belajar siswa. Yang mana mulanya, buku sebagai satu-satunya sumber belajar atau untuk mendapatkan materi dalam dunia pendidikan. Tetapi kemudian sekarang (era digital) beralih ke sistem komputer.

Proses pengalihan ini mengubah pandangan pendidikan terhadap buku. Dulunya buku sebagai satu-satunya sumber belajar untuk menunjang pencapaian cita-cita dan kesuksesan dalam dunia pendidikan, sekarang buku bukanlah satu-satunya lagi sumber untuk belajar, namun buku dan sistem merupakan satu kesatuan sebagai referensi pembelajaran.

Tarigan (2009) mendefinisikan buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar, dengan maksud dan tujuan instruksional, yang di lengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan mudah dipahami para pemakainya di sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.

Perkembangan sekarang (era digital) sangat memberikan kontribusi yang baik terhadap pendidikan. Hal ini dapat dirasakan oleh guru maupun siswa dalam hal mengakses materi pembelajaran. Dengan ini materi sangat mudah diakses melalui komputer maupun media elektronik lainnya. Disisi lain media elektronik dapat mengubah paradigma tentang guru sebagai satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.

Perlu disadari bahwa media elektronik tidak semua pengaruhnya memberikan manfaat yang baik bagi pendidikan. Sebagai mana yang kita lihat di sekitar kita banyak yang menyalah gunakan media elektronik di era sekarang(digital). Ada yang menggunakan untuk hal-hal tidak bermanfaat, sehingga banyak waktu yang terbuang begitu saja.

Salah satu dampak buruk yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi dalam dunia pendidikan adalah bergesernya buku teks sebagai sumber ilmu pengetahuan oleh media elektronik. Hemat penulis hal ini dikatakan dampak buruk karena penyajian materi pembelajaran antara buku dengan media elektronik sangat jauh berbeda. Buku menyajikan materi secara dalam sedangkan media elektronik terkadang menyajikan materi secara dangkal.

Hal ini tentunya berpengaruh terhadap pemahaman dan wawasan siswa yang dalam dan dangkal pula. Selain itu media elektronik sangat berpotensi memberikan ruang bagi seseorang memanfaatkan pengetahuannya untuk melakukan tindakan kriminal.

Untuk dapat mencegah rangkaian polemik dalam pendidikan era digital yang dilatarbelakangi media elektronik, saya berpikir ini adalah tanggung jawab bersama semua kalangan termasuk masyarakat dan teristimewa kalangan pendidikan. Pendidikan harus tetap pada nalar yang logis melalui pembatasan penggunaan media elektronik dalam keberlangsungan aktivitas pendidikan.[]|
Nasrullah – Mahasiswa STAILĀ 

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *