Di sepanjang tahun ada banyak puasa sunnah. Ada beragam hikmah di balik puasa-puasa sunnah itu.
Undangan Bagus’
Berikut ini, daftar puasa sunnah:
1).Puasa Enam Hari di Bulan Syawal. Perhatikanlah hadits ini: “Barangsiapa yang berpuasa (di bulan) Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan (puasa sunnah) enam hari di bulan Syawal, maka (dia akan mendapatkan pahala) seperti puasa setahun penuh (HR Muslim).
Melakukan puasa Syawal menunjukkan kecintaan kaum beriman kepada ibadah puasa. Kita seperti mendeklarasikan bahwa ibadah puasa tidak memberatkan dan membosankan. Terlebih lagi, karena kita tahu bahwa ibadah sunnah merupakan penyempurna atas kekurangan ibadah yang wajib.
2).Puasa Tiga Hari setiap Bulan. Simaklah dua hadits berikut ini: “Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah)” (HR Tirmidzi dan An-Nasa’i). “Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun” (HR Bukhari). Puasa tersebut disebut ayyamul bidh (hari putih) karena pada malam-malam tersebut sinar bulan purnama berwarna putih. Catatan: Khusus tanggal 13 Dzulhijjah tak boleh kita berpuasa karena merupakan bagian dari hari tasyriq. Berpuasa pada hari itu malah haram.
3).Puasa Hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah). Dasarnya, hadits ini: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang” (HR Muslim). Puasa ini hanya bagi yang sedang tidak melaksanakan ibadah haji.
4).Puasa Hari Asyura dan Puasa Hari Tasu’a. Hari Asyura adalah hari ke-10 bulan Muharram, sedangkan Hari Tasu’a adalah hari ke-9 bulan Muharam. Landasannya, hadits ini: “Puasa Hari Asyura bisa menghapus dosa (kecil) selama satu tahun ke belakang” (HR Muslim). “Jika (usia) saya sampai tahun depan, maka saya akan berpuasa pada (hari) ke-sembilan (bulan Muharram)” (HR Muslim).
Hikmah dianjurkannya puasa hari ke-10 Muharram dan disertai dengan sehari sebelumnya yaitu hari ke-9 adalah supaya berbeda dengan umat Yahudi karena mereka dulu juga menjalankan tradisi puasa bertepatan pada tanggal 10 Muharram saja.
5).Puasa Senin dan Kamis. Perhatikan hadits-hadits ini: “Rasulullah Saw biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis” (HR An-Nasa’i dan Ibnu Majah). “Dua hari tersebut-Senin dan Kamis- adalah waktu dihadapkannya amalan pada Rabb semesta alam. Saya sangat suka ketika amalan saya dihadapkan saat saya dalam keadaan berpuasa” (HR An-Nasa’i dan Ahmad).
6).Puasa Sunnah di Bulan-bulan Suci dan pada Sebagian Besar Bulan Sya’ban. Simaklah hadits ini: “Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat Bulan Haram (Suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab yang terletak di antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban” (HR Bukhari-Muslim). Di empat Bulan Suci itu –yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab- kita disunnahkan berpuasa di sebagian harinya.
Mengutip Latho-if Al-Ma’arif, Muhammad Abduh Tuasikal menulis di muslim.or.id bahwa di Bulan-bulan Suci itu merupakan waktu yang sangat baik untuk melakukan amal ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan puasa pada Bulan Haram. Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Pada Bulan-bulan Haram, saya sangat senang berpuasa di dalamnya”.
Sementara, sebuah riwayat menyebutkan, “Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, saya amatlah suka untuk berpuasa ketika amalann saya dinaikkan” (HR An-Nasa’i). Dianjurkan untuk memerbanyak puasa pada bulan Sya’ban dan harinya bebas kita memilih sesuai dengan kemampuan.
Di antara rahasia kenapa Nabi Saw banyak berpuasa di bulan Sya’ban adalah karena puasa Sya’ban adalah ibarat ibadah rawatib (ibadah sunnah yang mengiringi ibadah wajib). Sebagaimana shalat rawatib yang memiliki keutamaan karena mengiringi shalat wajib (baik sebelum atau sesudahnya), maka demikian pula dengan puasa Sya’ban. Oleh karena puasa di bulan Sya’ban sangat dekat dengan puasa Ramadhan, maka puasa tersebut memiliki keutamaan, antara lain bisa menyempurnakan puasa wajib di bulan Ramadhan.
Hikmah lain, puasa di bulan Sya’ban adalah sebagai semacam latihan atau pemanasan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Oleh karena Sya’ban dan Ramadhan adalah bulan yang berurutan, tentu saja jika seseorang yang sudah terbiasa berpuasa di Sya’ban maka dia akan lebih bersemangat untuk melakukan puasa wajib di bulan Ramadhan.
7).Puasa Daud. Puasa Daud adalah puasa berselang-seling sehari. Artinya, jika hari ini berpuasa maka esok harinya tidak berpuasa dan seterusnya. Ini adalah sebaik-baik puasa sunnah dan berderajat paling tinggi.
Puasa Daud adalah puasa sunnah yang paling disukai oleh Allah, sebagaimana terkonfirmasi di hadits ini: “Tidak ada puasa yang lebih afdhal dari puasa Daud. Puasa Daud berarti sudah berpuasa separuh tahun karena sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa” (HR Bukhari dan Muslim).
Bersama, Bagus!
Semoga Allah beri kita rasa suka untuk mengamalkan berbagai puasa sunnah. Semoga, rasa gembira berpuasa sunnah juga Allah hadirkan pada orang-orang yang terdekat dengan kita. Aamiin. [an.]