Bersyukur dan Bersabarlah

Pesantren Hidayatullah Surabaya

Sahabatku, Tidak ada orang yang tidak pernah mengalami susah dalam hidupnya.
Tidak ada orang yang menjalani hidup dan kehidupan tanpa ada deraian air mata.

Sahabatku, kata pepatah, hidup tidak selamanya indah namun tidak pula selamanya kelam, langit tidak selamanya mendung dan gelap tetapi juga seringkali cerah nan indah dipandang. Demikianlah Ilahi menggariskan kehidupan kita.

Sahabatku, jika hidupmu merasa sulit, berduka yang sangat karena faktor ekonomi yang belum membaik, perselisihan dengan keluarga tak kunjung reda, sakit yang diderita tak kunjung sembuh, sawah ladang yang gagal panen karena hama, binatang ternak mati karena penyakit, maka tetaplah bersyukur dan bersabar.

Saudaraku, dikala semua yang engkau alami seakan langit mau runtuh karena penderitaan yang engkau rasakan, maka tidak ada salahnya engkau melihat kondisi saudara-saudara kita dibelahan dunia lainnya, yang penderitaannya jauh dan sangat jauh dari apa yang kita alami dan rasakan.

Lihatlah saudara kita di Suriah sana, kondisi mereka di kejar-kejar diusir dari tempat kelahirannya, tempat mereka bersenda gurau dengan anak-anaknya telah dihanguskan, tidak hanya dikejar dan diusir namun mereka ingin dibunuh.

Lihatlah saudara kita yang di Gaza, penjara terbesar di dunia, segala makanan minuman dan obat-obatan dilarang masuk ke daerahnya. Mereka tidur diiringi suara dentuman dan desingan peluru, rudal-rudal para zionis lalu lalang diatas rumah mereka, berkali-kali bom dan rudal menyasar rumah-rumah mereka, bahkan diri dan keluarganya harus siap meninggal pada malam itu juga. Intinya tidak ada tempat yang nyaman berleha-leha sejenak buat mereka.

Bahkan wahai saudaraku, lihatlah penderitaan saudara kita di Rohingya saat ini. Harga diri saudara kita kaum muslimin disana tidak ada bedanya dengan binatang bahkan mungkin lebih rendah. Disana saudara kita didzalimi tanpa perikemanusiaan, mereka dikejar-kejar, diusir, dibantai.

Sudah bukan lagi air mata yang mengalir di wajahnya, tetapi kucuran darah mengalir dari seluruh tubuhnya.

Kepedihan semakin tidak terperikan, ketika di depan matanya ia melihat bapak ibunya diinjak-injak dan dibunuh tanpa ada perlawanan dan pertolongan, saudaranya laki-lakinya dipenggal lehernya dan diikat di batang pohon, saudara perempuannya diperkosa dan dibelah perutnya, anak-anaknya yang belum mengerti hidup dibunuh dengan cara dicekik.

Seandainya pun diantara mereka bisa melarikan diri, maka ganasnya ombak menghancurkan dan menenggelamkan perahu mereka.

Sahabatku, tentulah banyak lagi penderitaan yang mereka alami yang tidak bisa dilukiskan dengan goresan pena.

Maka tetaplah bersyukur dan bersabar dalam menjalani hidup. Sebelum kita ditegur oleh-Nya, Nikmat yang manalagi yang engkau dustakan?.

**Syamsul Alam**

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *