Penutupan Rakornas Pendidikan 2018

hidayatullah surabaya

Alhamdulillah ada manifestasi keimanan yang jelas atas prestasi yang kita raih dalam pendidikan.

Ketika merenung sebelum tahun 2000, maka tak membayangkan ada acara seperti ini. Berkumpul ketua DPW pendidikan dan kepsek seluruh Nusantara dalam jumlah banyak begini.

Tahun 1995 Ustadz Tasyrif merintis Pendidikan di Makassar dengan semua barang bekas. Tak terbayangkan pendidikan bisa seperti hari ini, di tempat megah dan indah.

Kita hadir di Arrahmah Tahfidz ini, meskipun megah tapi tetap merasakan nilai nilai kultural. Nilai itu menjadi warisan dari para pendiri Hidayatullah.

Penting tetap menjaga kultural dgn mengundang para orang tua. Ustadz Hanifullah, ustadz Abdurrahman untuk menyambung spirit dan sejarah.

Apresiasi untuk departemen pendidikan ustadz Amun dan tim yang telah melampaui kinerja DPP. Kalo rakernas di Mataram yg hadir 125 tapi di Rakornas Pendidikan ini ada 250 peserta.

70% kegiatan di lembaga kita adalah pendidikan. Sebagian besar kader Hidayatullah berkiprah di pendidikan.

Maka perhatian porsi pendidikan sangat besar, intensitas pertemuan paling tinggi di Hidayatullah adalah pendidikan.

Maka kita di pendidikan harus serius dengan kompetensi tinggi, sistem yang baik, fokus. Untuk melahirkan kader.

Sebagaimana arahan ustadz Nashirul Haq ketua umum DPP Hidayatullah, pendidikan Hidayatullah adalah pendidikan kader. Entah mahal atau murah, formal, informal dan non formal.

Ada dua jenis kader.
Pertama Kader internal untuk kepimpinan Hidayatullah ke depan. Kedua menjadi kader yang ada di tengah masyarakat membangun kultur untuk menggerakkan dakwah.

Kita harus belajar dari pendidikan ala Nabiyullah Ibrahim

1. Tempat lahirnya kader. Tempat di sini didesain yang alamiyah ( sejuk), ilmiyah ( inspiratif dan marak diskusi) dan Islamiyyah ( ada Syariah berlaku)

2. Kurikulum integral berbasis tauhid. Itu kurikulum mahal yang mengantarkan peserta didik bisa mendekat kepada Allah.

3. Berkomunitas atau boarding school. Dengan berasrama maka pembentukan adab, karakter, idealisme bisa lebih mudah. Pendidikan konvensional sulit untuk membentuk karakter.

4. Kemampuan finansial. Pendidikan tidak bisa hanya apa adanya. Dalam proses dan pengadaan sarana memerlukan finansial

Pendidikan profesional harus ada perencanaan keuangan. Gaji guru kalo masih di bawah UMR artinya di bawah minimum atau kurang standar. Biasanya pendidikan yg kurang finansial adalah pendidikan rintihan, di bawah rintisan.

Bagaimana gurunya bisa bergizi kalo gajinya kecil?
Guru yang kurang gajinya biasanya kurang ikhlas. Karena tidak fokus terhadap amanah nya untuk mengajar, tidak konsentrasi ibadah.

Selain 7 standart pendidikan integral berbasis tauhid, DPP pendidikan mempunyai beberapa PR

1. Menjual program pendidikan yang berkualitas. Branding atau image berkualitas sangat penting.

2. Kebijakan pengabdian calon alumni SMA

3. Masih ada pendidikan yang belum di bawah koordinasi DPP, seperti pendidikan Tahfidz yang sudah banyak. Ini memiliki potensi tersendiri.

4. Paud TK Sdh diserahkan atau dikerjasamakan antara DPP pendidikan dan mushida. Dengan diterbitkannya SKB surat keputusan bersama

5. Gerakan Pandu Hidayatullah diusahakan untuk dalam payung hukum Republik Indonesia. Sudah ada Sako ( satuan komunitas) sehingga tidak ada masalah dengan eksternal. RI ini adalah warisan ulama yang harus kita berkiprah didalamnya.

Wallahu a’lam bis shawwab

(Penutupan Rakornas Pendidikan 2018, Kamis 22 Jumadil Ula 1439
Ustadz Tasyrif Amin ( Kabid Tarbiyah DPP Hidayatullah)

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *